Masakana Indonesia – Dari sekian banyaknya kuliner asal Sumatera Barat, sate padang adalah salah kuliner yang cukup popular di Indonesia. Hal yang membuatnya berbeda adalah potongan dagingnya yang direbus dengan bumbu dan rempah yang kompleks kemudian dibakar di atas bara panas sehingga aromanya menguar sempurna.
Sate padang biasanya disajikan dengan potongan ketupat, lalu disiram dengan kuah kental, ditambah taburan bawang goreng.
Kuliner ini cocok dinikmati saat cuaca dingin dan makin mantap jika dilengkapi dengan minuman Teh Talua Ampek Lenggek.
Bukan hanya di Indonesia, kenikmatan sate ini juga diakui dunia. Apalagi belum lama ini, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Sandiaga Salahuddin Uno, juga sempat menyampaikan optimismenya bahwa kuliner khas Indonesia bisa bersaing dengan kuliner khas negara lain di dunia, selain tentunya pesona alam yang memesona.
“Saya optimis kuliner bisa siap bersaing di tengah ketatnya kompetisi pasar lokal, regional maupun di pasar dunia. Tentunya dengan adanya dukungan penuh teknologi digital kuliner Indonesia bisa semakin dikenal luas,” ujarnya.
Sejarah
Tak ada catatan resmi mengenai asal usul Sate Padang, serta siapa yang pertama kali membuatnya. Laman campaniarestaurant.com menulis, Sate Padang berasal dari daerah Padang Panjang. Kuliner ini kemudian berkembang ke sejumlah daerah, seiring banyaknya pemuda Padang Panjang yang ingin memperdalam ilmu agama.
Salah satu tempat belajar agama di Sumatera Barat adalah daerah Pariaman, yang terletak di daerah pesisir. Tak heran, daerah ini banyak disambangi oleh saudagar Islam dari Gujarat, sehingga persebaran agama Islam di daerah ini menjadi pesat.
Berdasarkan informasi yang ditulis pada laman alexsetia.wordpress.com, perkembangan agama Islam di Pariaman menjadi magnet tersendiri bagi para pemuda yang ingin belajar ilmu agama.
Salah satunya adalah Ibrahim Musa Parabek, dari Desa Parabek, Nagari Banuhampu, Kecamatan Padang Luar. Desa ini letaknya hanya beberapa kilometer dari Kota Bukittinggi.
Seiring berjalannya waktu, Sate ini berkembang di Pariaman dan menyesuaikan dengan lidah warga setempat. Di tangan warga Pariaman, Sate Padang mendapatkan sentuhan lebih banyak cabai di banding dengan yang aslinya di Padang Panjang. Alhasil, kuahnya tampak lebih gelap, dengan rasa pedas membara dan gurih yang lebih kuat.
Jenis-Jenis Sate Padang
Setelah turut dibawa oleh para peziarah dan santri yang belajar mengaji dari Padang Panjang ke Pariaman, Sate Padang pun mengalami penyesuaian dari segi karakteristik rasa dan warna bumbunya. Rasa dan warna bumbu ini kabarnya menyesuaikan dengan jenis bumbu yang khas dari daerahnya masing-masing.
Jika ditilik lebih lanjut ada tiga jenis sate Padang, yaitu:
Sate darek
Sate ini merupakan varian yang berasal dari Padang Panjang. Sate ini memiliki jenis kuah kental yang berwarna kuning cerah, karena banyak menggunakan kunyit dalam proses memasaknya. Meski begitu, rasa pedas dan gurih tetap mendominasi di lidah.
Rempah-rempah ini yang bisa dianggap juga sebagai resep rahasia di balik kenikmatan seporsi sate Padang yang disajikan. Umumnya rempah-rempah ini terdiri dari cabai merah, serai, jinten, ketumbar, jahe, lengkuas, kunyit, lada. Terkadang kacang tanah juga dicampurkan ke dalamnya, tetapi tidak sampai mengubah rasa karena jumlahnya yang tidak banyak.
Sate pariaman
Berbeda dengan Sate Padang Panjang, Sate Padang Pariaman memiliki warna kuah yang lebih gelap, yakni kecokelatan. Ini karena Sate Padang Pariaman banyak menggunakan cabai pada kuahnya. Sehingga rasanya lebih pedah dibanding Sate Padang Panjang.
Sate danguang-danguang
Sate Padang Dangung-Dangung berasal dari Kabupaten 50 kota. Sate ini memiliki rasa dan penampilan yang berbeda dengan dua Sate Padang di atas. Kuah sate ini rasanya sedikit lebih manis. Penyajiannya pun menggunakan sejumlah bumbu yang diparut dan dibaluri di sekitarnya. Kuahnya pun berwarna kuning kecokelatan dengan wangi aroma yang mengoda.
Nah, kali ini Mimin ingin membagikan resep sate yang bisa kalian recook di rumah.
Penasaran? Sini Mimin bisikin!
Resep Sate Padang
Bahan:
50 gram kacang tanah kupas, disangrai, dicincang kasar
300 gram daging sandung lamur
1250 ml air
2 lembar daun kunyit
1 batang serai,di ambil putihnya, dimemarkan
1 buah asam kandis
40 gram tepung beras dilarutkan dalam 50 ml air, untuk pengental
3 bawang goreng, untuk taburan
10 tusuk sate
Bumbu Halus:
3 cm kunyit, dibakar
6 butir bawang merah
3 buah cabai merah besar
5 buah cabai rawit merah
1 sendok teh ketumbar
1 sendok teh jintan
2 buah kapulaga
1 cm lengkuas
1/2 sendok teh gula pasir
1 sendok teh garam
1/4 sendok teh merica
Pelengkap:
2 buah ketupat
Cara Membuat:
- Rebus daging sandung lamur dengan air sampai matang dan empuk. Angkat.
- Potong kotak 2×2 cm. Ukur kaldunya 1.000 ml.
- Rebus kembali daging, bumbu halus, daun kunyit, serai, dan asam kandis. Masak di atas api kecil sampai kaldunya menjadi 500 ml.
- Tusuk-tusuk daging di tusuk sate. Bakar sampai harum. Sisihkan.
- Rebus lagi sisa rebusan. Kentalkan dengan larutan tepung beras.
- Masak sambil diaduk sampai meletup-letup. Tambahkan kacang tanah.
- Aduk rata. Angkat.
- Sajikan sate bersama ketupat, kuah, dan taburan bawang goreng.
Tips :
- Selain daging sapi, bisa digunakan lidah dan jeroan sapi.
- Bila memakai jeroan sapi, rebus jeroan terlebih dahulu hingga setengah matang lalu buang airnya. Jeroan kemudian bisa dimasak mengikuti tahap di atas.
Selamat mencoba! 😊